6 Kebiasaan Orang Paling Tenang yang Dilakukan Setiap Hari, Antara Lain Mengontrol Harapan Mereka

Ketenangan batin tidak muncul dengan sendirinya; ia terbentuk melalui kebiasaan-kebiasaan sederhana yang konsisten.

Dengan menciptakan kebiasaan baik serta mindset yang optimis, Anda dapat mengembangkan kemampuan untuk memiliki mentalitas yang lebih damai dan terkendali.

Melalui perancangan dengan penuh pertimbangan atau berdasarkan pengalaman hidup, individu yang mampu bertahan dan tetap tenang saat menghadapi stres umumnya telah membangun beberapa kebiasaan khusus yang membuat mereka dapat menjaga ketenangan.

Menurut Nick Wignell, berikut adalah beberapa perilaku umum dari individu yang selalu tenang dan dapat diterapkan dalam keseharian kita, di antaranya ialah dengan mengontrol harapan agar tetap wajar.

1. Menjaga ekspektasi terkendali

Menerima fakta bahwa kita tak selalu dapat menguasai semuanya tentunya sulit. Untuk beberapa individu, rasa tidak berdaya ini begitu menyiksa sehingga sepertinya mereka telah kehilangan kendali atas kehidupan masing-masing.

Karena tekanan untuk selalu menjaga perasaan dominan atas situasi, seringkali kita menetapkan ekspektasi agar segala sesuatunya terjadi sebagaimana yang kita inginkan. Tetapi ketika realitas bertentangan dengan ini, apa yang timbul adalah frustrasi, stres, dan bahkan kekecewaan yang mendalam.

Apabila Anda selalu mengkritik diri sendiri karena sesuatu yang tak dapat dikendalikan, tekanan psikologisnya pun bakal bertambah berat. Memahami apa saja yang mampu dimodifikasi serta apa pula yang harus disyukuri adalah inti dalam merawat kestabilan emosi dan melangsungi hidup secara damai.

2. Bersalah untuk perbuatannya

Harapan tidak selalu berarti penuh dengan optimisme; justru ini sering menjadi metode halus untuk mengatasi ketakutan atas sesuatu yang di luar kontrol kita. Di saat realitas tampaknya acak dan membingungkan, kita membuat gambaran imajinatif demi merasa masih memiliki kekuatan pengendalian meskipun hanya sebagai pengecoh singkat.

Bukan bermakna kita patut mengakhiri impian, namun yang terpenting adalah memahami waktu di mana harapan jadi cara lari dari realitas itu sendiri. Keberanian sesungguhnya tampil saat kita bisa semakin menerima keragu-raguan tanpa merasakan hilang kendali atas tiap gerakan.

3. Melakukan JOMO

Orang yang benar-benar tenang tidak terjebak dalam FOMO (Fear of Missing Out), namun memilih merangkul JOMO (Joy of Missing Out) atau kegembiraan karena tidak ikut serta. Mereka menyadari bahwa melewatkan momen seru bukanlah kerugian besar jika itu berarti mereka bisa menjaga komitmen pada diri sendiri, mempertahankan kesehatan mental dan fisik, serta hidup selaras dengan nilai-nilai pribadi.

Daripada mengambil keputusan karena takut tertinggal, mereka memilih berdasarkan apa yang penting dalam jangka panjang. Dengan memeluk JOMO, maka kamu tidak hanya memperoleh ketenangan, tetapi juga kepuasan yang lebih mendalam dan bertahan lama.

4. Mengatur batas yang baik

Ketika kamu tidak memiliki batasan yang jelas, maka dirimu cenderung menyerap beban, stres, dan masalah orang lain seolah-olah itu milikmu sendiri. Tak heran apabila ketenangan batin terasa begitu jauh. Salah satu kuncinya adalah membangun keberanian menghadapi ketakutan akan mengecewakan orang lain.

Sebab pada kenyactaannya, ketika Anda mulai mengucapkan kata "tidak" dan menegaskan batasan diri, bisa jadi akan timbul respons seperti kekecewaan ataupun amarah. Namun hal tersebut adalah sesuatu yang normal, serta umumnya tidak serumit apa yang terbayang dalam pikiran. Ketidaknyamanan tersebut hanyalah bersifat singkat.

Yang kekal ialah perasaan tenang karena Anda memulai gaya hidup yang lebih sehat, menyetujui ruang personal, serta menjaga stabilitas emosi. Menetapkan batasan bukannya merupakan penolakan kepada orang lain, melainkan ungkapan penghargaan pada diri sendiri.

5. Mengontrol pemikiran bukan emosi

Mencoba membatasi emosi dengan sempurna dapat menyebabkan tekanan serta frustrasi yang berkelanjutan. Hal tersebut timbul karena perasaan tidak seperti saklar elektronik yang bisa dihidupi atau dimatikan begitu saja. Makin Anda berusaha untuk menahan atau mengontrol emosi dengan kekerasan, makin kaku pikiran Anda akan menjadi.

Apabila tujuan Anda ialah meraih kedamaian dalam diri, langkah awalnya adalah mengembangkan relasi yang lebih baik melalui emosi Anda. Ini artinya, bukannya menekan emosi agar lenyap, tapi justru belajar untuk menerima keberadaannya. Izinkan rasa tersebut datang sesuai sifat aslinya walaupun terkadang tak menyenangkan, lalu konsentrasilah pada hal-hal yang dapat dikendalikan, seperti pola pikir serta respon Anda sendiri.

Menggunakan metode ini, Anda tak sekadar meraih ketenangan, tetapi juga mencapai keseimbangan dalam menghadapi rutinitas harian. Perasaan bukan lagi lawan yang perlu ditundukkan, melainkan petunjuk yang dapat dimengerti serta ditanggapi secara cerdas.

6. Berada di sekitar orang-orang yang mensupport

Lingkungan sekitarmu memiliki dampak signifikan pada rasa damai dalam hati. Mereka yang kerap menghabiskan waktu bersamamu bisa memberikan ketenangan atau malah menyebabkan stres. Oleh karena itu, jika tujuanmu adalah untuk merasa lebih tenang, mungkin telah tiba waktunya untuk mempertimbangkan ulang tentang orang-orang seperti apa yang harus ada dalam pergaulanmu.

Orang yang damai umumnya menyadari hal tersebut. Mereka mengendalikan kontak dengan individu negatif serta cenderung membentuk ikatan yang penuh dukungan dan kedamaian. Saat Anda berada di sekitar orang-orang jujur, penyokong, dan menjadikan Anda merasa dipahami sepenuh hati, kestabilan tidak lagi menjadi tujuan sulit untuk dicapai tetapi muncul begitu saja dalam rutinitas harian Anda.

Posting Komentar untuk "6 Kebiasaan Orang Paling Tenang yang Dilakukan Setiap Hari, Antara Lain Mengontrol Harapan Mereka"